Editor’s Note – Good Indonesian Food /story Your guide to explore Indonesian cuisine Wed, 03 Apr 2019 13:13:20 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=4.9.10 Sering Dianggap Serupa, Ternyata Ini Bedanya Lotek dan Gado-Gado /story/sering-dianggap-serupa-ternyata-ini-bedanya-lotek-dan-gado-gado/ /story/sering-dianggap-serupa-ternyata-ini-bedanya-lotek-dan-gado-gado/#respond Tue, 07 Mar 2017 03:10:14 +0000 https://goodindonesianfood.com/?p=8385/ Dua penganan sehat yang tampil identik

The post Sering Dianggap Serupa, Ternyata Ini Bedanya Lotek dan Gado-Gado appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
Jika orang luar negeri memiliki salad, Indonesia juga memiliki makanan serupa. Hadir tanpa minyak zaitun atau saus asam, salad khas Indonesia menjagokan berbagai jenis sayuran matang atau mentah yang disiram dengan saus kacang. Kita mungkin mengenalnya dengan berbagai nama, seperti gado-gado, lotek, karedok, hingga pecel. Lalu, untuk apa variasi nama tersebut jika hanya merujuk pada satu jenis makanan? Tentu saja ada bedanya! Kali ini, kami akan membahas sedikit mengenai lotek dan gado-gado serta perbedaan antara keduanya.

Perbedaan Komposisi Bahan
Lotek merupakan makanan khas Jawa yang bisa ditemui dari ujung barat hingga timur pulau tersebut. Penganan ini berupa sayuran rebus yang disiram dengan bumbu kacang. Sama halnya dengan lotek, gado-gado juga berasal dari Pulau Jawa, dan setiap daerah memiliki variasi masing-masing. Terlepas dari persamaan latar belakangnya, perbedaan kedua hidangan ini tidak terbatas pada namanya saja, tetapi juga pada komposisi bahannya.

Isian lotek dan gado-gado memang nyaris sama karena berupa sayuran rebus. Namun, ada beberapa sayur yang wajib ada dalam lotek, seperti bayam, kacang panjang, kapri, dan daun kacang kedelai. Sementara itu, dalam gado-gado, ada pula isian yang disajikan secara mentah, seperti mentimun, tomat, dan daun kemangi. Selain itu, gado-gado kerap ditambahkan bahan lain, seperti telur rebus, kentang rebus, atau jagung. Terakhir ditutup dengan taburan emping.

Ampuh Jaga Berat Badan
Dari segi bumbu, lotek dan gado-gado sama-sama menggunakan saus kacang. Namun, saus kacang dalam lotek mengandung kencur sehingga aromanya terasa menonjol. Sementara itu, gado-gado lebih sederhana karena umumnya hanya berupa kacang tumbuk yang diulek dengan diberi sedikit air hingga mengental. Tidak ada tambahan terasi ataupun daun jeruk untuk menambah gurih. Selain dapat dimakan begitu saja layaknya salad, gado-gado dan lotek juga dapat dimakan dengan ketupat, lontong, nasi, ataupun mi. Tentu saja pilihan ini tergantung selera.

Selain lotek dan gado-gado, masih ada pula pecel dan karedok yang juga nyaris sama. Isian pecel lebih sederhana daripada lotek atau gado-gado, sementara karedok menggunakan sayuran mentah. Keduanya sama-sama menggunakan sambal kacang, tetapi dengan tambahan bumbu yang berbeda sehingga rasanya juga sedikit berbeda. Apa pun namanya, sajian sayuran bersiram kuah kacang ini tentu menyehatkan dan bisa jadi menu untuk Anda yang ingin menjaga berat badan.

The post Sering Dianggap Serupa, Ternyata Ini Bedanya Lotek dan Gado-Gado appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
/story/sering-dianggap-serupa-ternyata-ini-bedanya-lotek-dan-gado-gado/feed/ 0
Mi Celor: Kuliner Palembang yang Sederhana Tapi Kaya Rasa /story/mi-celor-kuliner-palembang-yang-sederhana-tapi-kaya-rasa/ /story/mi-celor-kuliner-palembang-yang-sederhana-tapi-kaya-rasa/#respond Mon, 06 Mar 2017 03:10:13 +0000 https://goodindonesianfood.com/?p=8380/ Sajian berkuah kental yang menggiurkan

The post Mi Celor: Kuliner Palembang yang Sederhana Tapi Kaya Rasa appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
Jika berbicara mengenai kuliner Palembang, semua orang akan langsung menyebut pempek sebagai hidangan khas ibu kota Sumatera Selatan ini. Selain pempek, ada pula model, lenggang, hingga tekwan. Untuk supnya, masyarakat mungkin lebih mengenal pindang patin yang rasanya asam-asam segar.

Sering Salah Paham
Namun, coba berkunjung ke kedai yang menyajikan makanan asli Palembang. Anda akan menemui satu menu yang namanya mungkin pernah didengar, tetapi tidak terlalu sering. Namanya mi celor. Beberapa orang yang kurang tahu mungkin akan menduga bahwa “celor” merupakan plesetan dari “telor”. Dugaan ini jelas berdasar karena bila melihat tampilannya, memang ada telur di dalamnya. Namun, arti “celor” sendiri ternyata bukanlah seperti yang disangka orang.

Kata “celor” atau juga “celur” memiliki pengertian “seduh”. Jadi, berbeda dengan masakan mi di daerah lain, seperti mi Jawa, mi pada mi celor tidak direbus bersama kuahnya, melainkan hanya disiram. Hal ini dilakukan untuk menjaga tekstur mi agar tetap kenyal dan tidak lembek saat dinikmati. Ukuran mi celor juga berbeda dari mi kebanyakan karena lebih menyerupai udon Jepang dibandingkan mi Indonesia yang cenderung kecil dan tipis. Karena itu, porsi mi celor umumnya tidak terlalu banyak karena tekstur mi yang padat dan besar.

Kaya Rasa
Kuah mi celor memiliki ciri khas tersendiri karena terbuat dari kaldu udang. Bisa berupa ebi (udang kering) atau udang segar yang direbus dengan tambahan santan. Proses ini menghasilkan kuah kaldu yang kaya cita rasa, agak gurih, dan berwarna putih-kekuningan. Dibandingkan mi lain yang kaya topping, mi celor hanya disajikan dengan irisan tauge, telur rebus, dan taburan bawang goreng. Namun, perpaduan kuah dengan mi sudah menciptakan sensasi tersendiri saat menyentuh lidah kita.

Bila penasaran dengan menu ini, bisa mengunjungi Mie Celor 26 Ilir HM Syafei Z kalau kebetulan sedang berkunjung ke Palembang. Di Jakarta, Anda bisa datang ke Martabak Kari H. Abdoel Razak yang berlokasi di Jalan Biak, Roxy. Selamat menikmati mi tebal bersiram kuah udang!

The post Mi Celor: Kuliner Palembang yang Sederhana Tapi Kaya Rasa appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
/story/mi-celor-kuliner-palembang-yang-sederhana-tapi-kaya-rasa/feed/ 0
Mengenal Swike, Si Lezat yang Kontroversi /story/mengenal-swike-si-lezat-yang-kontroversi/ /story/mengenal-swike-si-lezat-yang-kontroversi/#respond Mon, 27 Feb 2017 05:00:53 +0000 https://goodindonesianfood.com/?p=8258/ Sajian khas asal Purwodadi

The post Mengenal Swike, Si Lezat yang Kontroversi appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
Varian menu daging dalam kuliner Indonesia cukup beragam, mulai dari ayam, sapi, kambing, ikan, burung, hingga kelinci dan kuda. Namun, ada satu hewan yang mungkin saat mendengarnya dijadikan sebagai bahan utama sebuah masakan, Anda akan mengernyitkan dahi. Hewan itu adalah kodok.

 

Semuanya Bisa Dimakan

Kodok yang disajikan dalam masakan ini disebut swike. Swike sendiri berasal dari pengaruh masakan Tiongkok yang masuk ke Indonesia. Berasal dari dialek Hokkian, yaitu sui (air) dan ke (ayam). Artinya secara harafiah memang ayam air, tetapi ini semacam penghalusan untuk menyebut kodok. Umumnya, bagian tubuh yang digunakan adalah paha dengan cara dibuat sup, goreng kering, tumis, hingga pepes. Namun, bagian kulitnya juga dapat digunakan dengan cara dikeringkan kemudian digoreng hingga menjadi keripik kulit kodok. Selain paha dan kulit, telur kodok juga kerap dimasukkan ke dalam menu dalam bentuk pepes.

Daerah di Indonesia yang paling terkenal sebagai tempat asal makanan unik ini adalah Purwodadi, Jawa Tengah. Namun, swike saat ini sudah dapat ditemui pula di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Kodok yang digunakan sendiri biasanya kodok ijo atau kodok sawah, sementara kodok budug (berukuran besar dan kulitnya berbintil-bintil) tidak dapat digunakan karena kulitnya beracun. Saat ini, Indonesia merupakan pengekspor paha kodok terbesar di dunia karena mengekspor lebih dari 5.000 ton kodok ke berbagai daerah di Eropa, seperti Perancis, Belgia, dan Luksemburg. Dengan banyaknya permintaan tersebut, tidak heran jika di Indonesia mulai berkembang beberapa usaha peternakan kodok.

Pendapat mengenai keberadaan swike sendiri terbagi dua, ada yang menganggapnya nikmat, ada pula yang menganggapnya haram terutama jika dilihat dari sudut pandang kaum Muslim. Tidak hanya itu, para aktivis lingkungan juga memprotes penggunaan kodok sebagai bahan makanan karena dapat mengganggu ekosistem lingkungan. Namun di balik semua kontroversinya, swike hingga kini tetap menjadi salah satu kuliner Indonesia yang memiliki penggemar tersendiri.

The post Mengenal Swike, Si Lezat yang Kontroversi appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
/story/mengenal-swike-si-lezat-yang-kontroversi/feed/ 0
Nostalgia di Sepotong Kue Ape /story/nostalgia-di-sepotong-kue-ape/ /story/nostalgia-di-sepotong-kue-ape/#respond Mon, 06 Feb 2017 06:50:32 +0000 https://goodindonesianfood.com/?p=8001/ Kombinasi sempurna renyah dan lembut

The post Nostalgia di Sepotong Kue Ape appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
Jakarta punya banyak jajanan kue yang patut dicoba. Selain kerak telor yang sudah sangat terkenal, ada kue ape. Mungkin, tidak semua orang tahu namanya. Namun, saat melihat bentuknya yang mirip serabi, Anda pasti akan langsung terkenang masa kecil saat pulang sekolah dan membeli kue ape untuk dimakan selama perjalanan menuju rumah.

 

Mirip Serabi Solo

Kue ape memiliki nama lain, yaitu serabi jakarta. Jika serabi yang selama ini kita kenal adalah serabi solo dengan adonan dari tepung beras dan santan, maka serabi jakarta berasal dari tepung terigu yang dicampur santan, kemudian diberi pewarna hijau. Cara memasaknya nyaris mirip serabi, dengan alat yang sama. Namun, adonan kue ape tidak mengumpul di tengah seperti serabi, melainkan disebar ke tepi wajan. Saat matang, pinggiran kue ini pun akan menjadi garing dan terasa renyah, sementara bagian tengahnya bertekstur empuk dan terasa gurih.

kue pengganjal perut di sore hari

 

Asal-usul Kue Ape

Lalu, dari mana asal nama kue ape? Menurut beberapa kalangan, nama “kue ape” muncul dari kebiasaan bertanya orang Betawi. Saat melihat kue berbentuk bulat dengan pinggiran renyah, dan bagian tengahnya bertekstur lembut, mereka pun bertanya kepada sang penjual, “Kue ape ini, bang?” Rupanya, pertanyaan ini dibalas oleh si penjual, “Ya, ini kue ape.” Dari sinilah nama kue ape berasal. Benar atau tidak, tidak ada yang tahu.

Meski popularitasnya kalah dibandingkan “saudaranya” kue cubit, kue ape masih mudah ditemukan hingga sekarang. Anda masih dapat menemukan penjual kue ape di sekolah-sekolah dasar, pusat jajanan, hingga pasar. Tidak hanya berwarna hijau, kadang si penjual membuat variasi kue ape putih. Bagian tengahnya pun kerap dimodifikasi dengan tambahan taburan meises sehingga rasanya menjadi gurih-manis.

Baca Juga: Gudeg: Si Hitam Manis dari Yogyakarta

Anda pun bisa memasak kue ini sendiri di rumah karena resepnya cukup mudah dan prosesnya juga cepat. Selain itu, rasanya pun bias dimodifikasi sesuai selera, mulai dari penggunaan warna-warna lain selain hijau dan putih hingga tambahan topping sesuai selera.

Anda dapat membaca artikel ini di The Jakarta Post: Getting to know the local crispy pancake ‘kue ape’

The post Nostalgia di Sepotong Kue Ape appeared first on Good Indonesian Food.

]]>
/story/nostalgia-di-sepotong-kue-ape/feed/ 0