Jakarta: Waroeng Indo


Melewati Jalan Cinere Raya, mungkin restoran sederhana ini akan luput dari penglihatan. Pasalnya, pintu masuknya tidak terlalu besar. Namun, papan nama bertuliskan Waroeng Indo membuat saya yakin bahwa saya tidak salah alamat. Lokasinya diapit oleh Holland Bakery dan Pastel Ma’Cik.

Warga Cinere yang sudah lama bermukim di daerah selatan Jakarta tentunya sudah mengenal tempat ini dan bisa jadi salah satu pelanggan tetapnya. Menurut salah satu staf yang melayani saya, Waroeng Indo sudah berdiri sejak 1996 atau sekitar 20 tahun yang lalu. Interiornya sederhana, dengan beberapa lukisan tergantung di dinding. Jenis meja dan bangku yang digunakan pun meja-bangku panjang, bukan meja-kursi ala ruang makan. Saat masuk ke dalam, alunan lagu 1980-an terdengar, menelan keramaian Cinere di saat jam pulang kantor.

waroeng indo

Saat dulu singgah ke tempat ini, saya agak terperanjat dengan jam buka mereka yang unik, yaitu jam 10 pagi sampai tiga sore, lalu rehat dan baru buka kembali jam enam sore sampai delapan malam. Untunglah, sadar bahwa banyak pengunjung Waroeng Indo yang ingin berkunjung pada jam tiga sore sampai delapan malam, jam operasional restoran ini pun diubah. Menu yang ditawarkan luar biasa beragam. Anda bisa mencoba tahu petis, tahu telur, gurame asam-manis, ayam goreng Indonesia, bakmi ayam, kwetiau, sapo tahu, nasi goreng babat, dan masih banyak lagi. Minumannya juga cukup beragam, seperti jus, teh, dan kopi.

waroeng indo

Setelah mendapat rekomendasi dari pelayan mengenai menu favorit, saya pun memesan dua makanan. Di tempat ini, lontong cap gomeh menjadi idola. Dibandingkan dengan lontong sayur yang disajikan dengan kuah berwarna kekuningan dan diberi siraman sayur labu dan tambahan telor rebus atau ayam kari, lontong cap gomehnya lebih kaya dengan isian, ada sayur kacang panjang, ati-ampela, ayam opor, dan telur. Kuahnya gurih dan tidak bikin begah hingga suapan terakhir. Meski hanya tiga buah, lontong yang disajikan ukurannya cukup besar dan lembut di lidah. Kalau Anda suka, bisa minta sambal agar rasanya lebih “nendang” atau kerupuk sebagai pelengkap.

Untuk menu kedua, saya memesan ayam goreng indonesia. Porsinya cukup besar sehingga mengenyangkan jika dimakan bersama nasi. Di bagian sampingnya diberikan kremes berwarna cokelat tua yang terasa gurih saat dimakan bersama daging ayam. Bagian dalam ayamnya terasa empuk dan lezat, menandakan bahwa bumbu rendaman meresap hingga ke dalam. Namun, tentu tidak lengkap memakan ayam goreng tanpa sambal. Sambal yang disajikan di tempat terpisah terasa pas di lidah, tidak terlalu pedas, tapi masih meninggalkan rasa menggigit di mulut.

 

Anda bisa membaca artikel ini di The Jakarta Post: Deliciously authentic Indonesian cuisine at Waroeng Indo

 

Jalan Cinere Raya Ruko Blok A #1B, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat
T: (021) 7545817
Buka Senin-Minggu, pukul 10.00-20.00 WIB
Rp70.000/US$5,20 per orang


RELATED POST

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *